ADMINISTRASI HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT
A.
Pengertian Administrasi Hubungan Sekolah Dan Masyarakat
Husemas adalah suatu proses komunikasi antara
sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang
kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama masyarakat
dalam peningkatan dan pengembangan sekolah.
Definisi diatas mengandung beberapa element penting, sebagai berikut:
a.
Adanya kepentingan yang sama
antara sekolah dan masyarakat
b.
Untuk memenuhi harapan masyarakat
itu, masyarakat perlu berperan serta dalam pengembangan sekolah
c.
Untuk meningkatkan peran serta itu
diperlukan kerjasama yang baik, melalui komunikasi dua arah yang efisien.
B.
Prinsip dan teknik administrasi hubungan sekolah dan masyarakat
a.
Prinsip administrasi hubungan
sekolah dan masyarakat
1)
Integrity
Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan sekolah
dengan masyarakat harus terpadu, dalam arti apa yang dijelaskan, disampaikan
dan disuguhkan kepada masyarakat harus informasi yang terpadu antara informasi
kegiatan akademik maupun informasi kegiatan yang bersifat non akademik.
Biasanya sering terjadi sekolah tidak menginformasikan atau menutupi
sesuatu yang sebenarnya menjadi masalah sekolah dan perlu bantuan atau dukungan
orang tua murid. Oleh sebab itu sekolah harus sedini mungkin mengantisipasi
kemungkinan adanya salah persepsi, salah interpretasi tentang informasi yang
disajikan dengan melengkapi informasi yang akurat dan data yang lengkap,
sehingga dapat diterima secara rasional oleh masyarakat.
Hal ini sangat penting untuk meningkatkan penilaian dan kepercayaan
masyarakat atau orang tua murid terhadap sekolah, atau dengan kata lain
transparansi sekolah sangat diperlukan, lebih-lebih dalam era reformasi dan
abad informasi ini, masyarakat akan semakin kritis dan berani memberikan
penilaian secara langsung tentang sekolah.
2)
Continuity
Prinsip ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan sekolah dengan
masyarakat, harus dilakukan secara terus menerus. Jadi pelaksanaan hubungan
sekolah dengan masyarakat tidak hanya dilakukan secara insedental atau
sewaktu-waktu, misalnya satu kali dalam satu tahun atau sekali dalam satu
semester, hanya dilakukan oleh sekolah pada saat akan meminta bantuan keuangan
kepada orang tua atau masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat selalu
beranggapan apabila ada panggilan sekolah untuk datang ke sekolah selalu
dikaitkan dengan uang. Akibatnya mereka cenderung untuk tidak menghadiri atau
sekedar mewakilkan kepada orang lain untuk menghadiri undangan sekolah. Apabila
ini terkondisi, maka sekolah akan sulit mendapat dukungan yang kuat dari semua
orang tua murid dan masyarakat.
3)
Simplicity
Prinsip ini menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah dengan
masyarakat yang dilakukan baik komunikasi personal maupun komunikasi
kelompok pihak pemberi informasi (sekolah) dapat menyederhanakan berbagai
informasi yang disajikan kepada masyarakat. Informasi yang disajikan kepada
masyarakat melalui pertemuan langsung maupun melalui media hendaknya
disajikan dalam bentuk sederhana sesuai dengan kondisi dan karakteristik
pendengar (masyarakat setempat).
Prinsip kesederhanaan ini juga mengandung makna bahwa: informasi yang
disajikan dinyatakan dengan kata-kata yang penuh persahabatan dan mudah
dimengerti. Banyak masyarakat yang tidak memahami istilah-istilah yang
sangat ilmiah, oleh sebab itu penggunaan istilah sedapat mungkin disesuaikan
dengan tingkat pemahaman masyarakat.
4)
Coverage
Kegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan mencakup semua
aspek, faktor atau substansi yang perlu disampaikan dan diketahui oleh masyarakat,
misalnya program ekstra kurikuler, kegiatan kurikuler, remedial teaching dan
lain-lain kegiatan. Prinsip ini juga mengandung makna bahwa segala informasi
hendaknya:
a.
Lengkap
Artinya
tidak satu informasipun yang harus ditutupi atau disimpan, padahal
masyarakat atau orang tua murid mempunyai hak untuk mengetahui keberadaan dan
kemajuan sekolah dimana anaknya belajar. Oleh sebab itu informasi kemajuan
sekolah, masalah yang dihadapi sekolah serta prestasi yang dapat dicapai
sekolah harus dinformasikan kepada masyarakat.
b.
Akurat
Artinya
informasi yang diberikan memang tepat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
dalam kaitannya ini juga berarti bahwa informasi yang diberikan jangan
dibuat-buat atau informasi yang obyektif.
c. Up to date
Berarti
informasi yang diberikan adalah informasi perkembangan, kemajuan, masalah dan
prestasi sekolah terakhir.
5)
Constructiveness
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya konstruktif
dalam arti sekolah memberikan informasi yang konstruktif kepada
masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan memberikan respon hal-hal positif
tentang sekolah serta mengerti dan memahami secara detail berbagai
masalah yang dihadapi sekolah. Apabila hal tersebut dapat mereka mengerti, akan
merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong mereka untuk memberikan
bantuan kepada sekolah sesuai dengan permasalahan sekolah yang perlu mendapat
perhatian dan pemecahan bersama. Hal ini menuntut sekolah untuk membuat daftar
masalah yang perlu dikomunikasikan secara terus menerus kepada sasaran
masyarakat tertentu.
6)
Adaptability
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya disesuaikan dengan
keadaan di dalam lingkungan masyarakat tersebut. Penyesuaian dalam hal ini
termasuk penyesuaian terhadap aktivitas, kebiasaan, budaya (culture)
dan bahan informasi yang ada dan berlaku di dalam kehidupan masyarakat. Bahkan
pelaksanaan kegiatan hubungan dengan masyarakat pun harus disesuaikan dengan
kondisi masyarakat. Misalnya saja masyarakat daerah pertanian yang setiap pagi
bekerja di sawah, tidak mungkin sekolah mengadakan kunjungan (home visit)
pada pagi hari.
b.
Teknik administrasi hubungan
sekolah dan masyarakat
Kenyataan membuktikan, hubungan sekolah dengan masyarakat tidak
selalu berjalan baik. Berbagai kendala yang sering ditemukan antara lain :
komunikasi yang terhambat dan tidak professional, tindak lanjut program yang
tidak lancar dan pengawasan yang tidak terstruktur. Untuk mengatasi berbagai
kendala tersebut beberapa hal bisa menjadi alternatif, adanya laporan
berkala mengenai berbagai kegiatan sekolah serta keuangannya, diadakannya
berbagai kegiatan yang mengakrabkan seperti open house kunjungan timbal
balik dan program kegiatan bersama seperti pentas seni, perpisahan.
Ada sejumlah teknik yang kiranya dapat diterapkan lembaga pendidikan,
teknik-teknik tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu teknik
tertulis, teknik lisan, dan teknik peragaan, teknik elektronik.
1.
Teknik Tertulis
Hubungan antara sekolah dan masyarakat dapat dilakukan secara tertulis,
cara tertulis yang dapat digunakan meliputi:
1)
Buku kecil pada permulaan tahun
ajaran
Buku kecil pada permulaan tahun ajaran baru ini isinya dijelaskan
tentang tata tertib, syarat-syarat masuk, hari-hari libur,
hari-hari efektif. Kemudian buku kecil ini dibagikan kepada orang tua murid,
hal ini biasanya dilaksanakan di taman kanak-kanak (TK).
2)
Pamflet
Pamflet merupakan selebaran yang biasanya berisi tentang sejarah
lembaga pendidikan tersebut, staf pengajar, fasilitas yang tersedia, dan
kegiatan belajar. Pamflet ini selain di bagikan ke wali murid juga bias di
sebarkan ke masyarakat umum, selain untuk menumbuhkan pengertian masyarakat
juga sekaligus untuk promosi lembaga.
3)
Berita kegiatan murid
Berita ini dapat dibuat sederhana mungkin pada selebaran kertas yang
berisi informasi singkat tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah
atu pesantren. Dengan membacanya orang tua murid mengetahui apa yang terjadi di
lembaga pendidikan tersebut, khususnya kegiatan yang dilakukan murid.
4)
Catatan berita gembira
Teknik ini sebenarnya mirip dengan berita kegiatan murid, keduanya
sama-sama ditulis dan disebarkan ke orang tua. Hanya saja catatan berita
gembira ini berisi tentang keberhasilan seorang murid. Berita tersebut ditulis
di selebaran kertas dan disampaikan kepada wali murid atau bahkan disebarkan ke
masyarakat.
5)
Buku kecil tentang cara membimbing
anak
Dalam rangka menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang tua,
kepala sekolah atau guru dapat membuat sebuah buku kecil yang sederhana yang
berisi tentang cara membimbing anak yang efektif, kemudian buku tersebut
diberikan kepada orang tua murid.
2.
Teknik Lisan
Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat juga secara lisan, yaitu:
1)
Kunjungan rumah
Dalam rangka mengadakan hubungan dengan masyarakat, pihak sekolah dapat
mengadakan kunjungan ke rumah wali murid, warga atupun tokoh masyarakat. Melalui
kunjungan rumah ini guru akan mengetahui masalah anak dirumahnya. Apabila
setiap anak diketahui problemnya secara totalitas, maka program pendidikan akan
lebih mudah direncanakan untuk disesuaikan dengan minatnya.
2)
Panggilan orang tua
Selain mengadakan kunjungan ke rumah, pihak sekolah sesekali juga
memanggil orang tua murid datang ke sekolah. Setelah datang, mereka diberi
penjelasan tentang perkembangan pendidikan di lembaga tersebut. Mereka juga
perlu diberi penjelasan khusus tentang perkembangan pendidikan anaknya.
3)
Pertemuan
Dengan teknik ini berarti sekolah mengundang masyarakat dalam acara
pertemuan khusus untuk membicarakan masalah atau hambatan yang dihadapi
sekolah. Pertemuan ini sebaiknya diadakan pada waktu tertentu yang dapat
dihadiri oleh semua pihak yang diundang. Sebelum pertemuan dimulai acaranya
disusun terlebih dahulu. Oleh karena itu, setiap akan mengadakan pertemuan
sebaiknya dibentuk panitia penyelenggara.
4)
Teknik
Peragaan
Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan cara
mengundang masyarakat melihat peragaan yang diselenggarakan sekolah. Peragaan
yang diselenggarakan biasanya berupa pameran keberhasilan murid. Misalkan di TK
menampilkan anak-anak bernyanyi, membaca puisi dan menari. Pada kesempatan itu
kepala sekolah atau guru TK tersebut dapat menyampaikan program-program
peningkatan mutu pendidikan dan juga masalah atau hambatan yang dihadapi dalam
merealisasikan program-program itu.
5)
Teknik
Elektronik
Seiring dengan perkembangan teknologi elektronik maka dalam mengakrabkan
sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat pihak sekolah dapat menggunakan
sarana elektronik, misalkan dengan telpon, televisi, ataupun radio, sekaligus
sebagai sarana untuk promosi pendidikan.
C.
Proses Administrasi Hubungan Sekolah dan Masyarakat
1.
Penyusunan program
Penyusunan program husemas memperhatikan dana yang tersedia, ciri
masyarakat, daerah jangkauan, sarana atau media, dan teknik yang akan
dilaksanakan dalam mengadakan hubungan dengan masyarakat. Jika perencanaan
tidak memperhatikan hal-hal tersebut, dikhawatirkan kegiatan tersebut tidak
akan mencapai sasaran yang di inginkan.
2.
Pelaksanaan/ pengorganisasian
Pada dasarnya semua komponen sekolah dan pelaksanaan husemas. Oleh
karena itu, tugas-tugas mereka perlu dipahami dan ditata, sehingga penyelenggarahusemas
dapat berjalan efektif dan efisien.
Dalam pelaksanaan husemas perlu diperhatikan koordinasi antara berbagai
bagian dan kegiatan, dan di dalam penggunaan waktu perlu adanya sinkronisasi.
3.
Pengawasan
Pengawasan pada administrasi hubungan sekolah dan masyarakat dapat
berupa evaluasi. Husemas dapat dievaluasi melalui dua kriteria, yaitu:
1)
Efektifitas, yaitu sejauh apa
tujuan tercapai
2)
Efisiensi, yaitu mengenai sumber
dan potensi dengan baik.
D.
Peran Personil Sekolah dalam Administrasi Husemas
Guru merupakan
kunci penting dalam kegiatan husemas di sekolah menengah. Ada beberapa hal yang
dapat dilakukan guru dalam kegiatan husemas itu, yaitu :
1.
Membantu
sekolah dalam melaksanakan teknik-teknik husemas.
2.
Membuat dirinya
lebih baik lagi dalam bermasyarakat.
3.
Dalam
melaksanakan semua itu guru harus melaksanakan kode etiknya (kode etik guru)
DAFTAR
PUSTAKA
Nurhizrah
Gistituati. 2013. Menajemen Sekolah:
Menajemen Program Non Akademik Dan Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat.
Padang: UNP PRESS.
Ahmad
Rohani dan Abu Ahmadi. 1990. Administrasi
Pendidikan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Wijiono. 1989. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Dirjen
Dikti.
M.
Ngalim Purwanto. 2012. Administrasi dan
Supervisi Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.