Sunday, April 3, 2016

Penyusunan Langkah-Langkah Pembelajaran


PENYUSUNAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang Penyusunan Langkah-langkah pembelajaran. Semoga materi ini bermanfaat bagi para pembaca terkusus bagi para mahasiswa, hehe karna saya juga pernah jadi mahasiswa jadi saya tau gimana susahnya mencari materi. Baiklah mari langsung kita bahas teman-teman. 

A.           Konsep Dasar Penyusunan Langkah Pembelajaran
Penyusunan ini  pada  hakikatnya memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan dalam suatu proses belajar mengajar. Dengan demikian, penyusunan langkah langkah pembelajaran adalah memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Penyusunan ini perlu dilakukan untuk mengkoordinasikan komponen-pembelajaran.
Langkah-langkah penyusunan perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut.

  •        Merumuskan tujuan khusus
Dalam merancang pembelajaran, tugas pertama dari seorang guru adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus beserta materi pelajarannya. Sebab tujuan umum (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) dari pembelajaran sudah dirumuskan oleh para pengembang kurikulum. Tugas guru adalah menterjemahkan tujuan umum pembelajaran (SK dan KD) menjadi tujuan khusus (indikator) pembelajaran yang lebih spesifik dan mudah terukur.
  •               Menentukan kegiatan belajar mengajar
Belajar bukan hanya sekedar mencatat dan menghafal, akan tetapi proses berpengalaman, sehingga siswa harus didorong secara aktif untuk melakukan kegiatan tertentu, mencari dan menemukan sendiri fakta. Ada kalanya proses pembelajaran juga dilakukan dengan simulasi dan dramatisasi. Tujuan yang hendak dicapai tidak hanya  sekedar untuk mengingat, tapi juga menghayati suatu peran tertentu yang berkaitan dengan perkembangan mental dan emosi siswa. Ada kalanya siswa juga diberi kesempatan untuk belajar secara berkelompok yang memberikan pengalaman pada siswa untuk mampu bersosialisasi dengan orang lain.
  •         Memilih pengalaman belajar     

Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai pada dasarnya dapat dirancang melalui pendekatan kelompok atau pendekatan individual. Pendekatan kelompok adalah pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan pendekatan klasikal, yakni pembelajaran di mana setiap siswa belajar secara berkelompok baik kelompok besar maupun kelompok kecil. Pembelajaran Pembelajaran individual adalah pembelajaran di mana siswa belajar secara mandiri melalui bahan ajar yang dirancang demikian sehingga siswa dapat belajar menurut kecepatan dan kemampuan masing-masing.

  •        Menentukan orang yang terlibat dalam proses pembelajaran
Orang-orang yang akan terlibat dalam proses pembelajaran dan berperan sebagai sumber belajar meliputi instruktur atau guru, dan tenaga profesional. Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai pengelola pembelajaran. Agar guru dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya secara maksimal, maka guru harus memiliki kemampuan untuk berbicara dang berkomunikasi dengan menggunakan berbagai media. Selain itu, guru juga berperan sebagai pengatur lingkungan belajar yang memberikan pengalaman belajar yang memadai bagi siswa. Guru dituntut untuk dapat mendesain dan mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar dngan penuh semangat sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.

  •         Memilih bahan dan alat
Penentuan bahan dan alat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a.       keberagaman kemampuan intelektual siswa
b.      jumlah dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai siswa
c.       tipe-tipe media yang diproduksi dan digunakan secara khusus
d.      berbagai alternatif pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
e.       bahan dan alat yang dapat dimanfaatkan
f.       fasilitas fisik yang tersedia

  •         Ketersediaan fasilitas fisik
Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas, pusat media, laboratorium, dan lain-lain. Guru dan siswa akan bekerja sama menggunakan bahan pelajaran, memanfaatkan alat, berdiskusi, dan lain sebagainya dan kesemuanya itu dapat digunakan melalui proses perencanaan yang matang melalui pengaturan secara profesional termasuk adanya dukungan finansial sesuai dengan kebutuhan.

  •         Perencanaan evaluasi dan pengembangan
Prosedur evaluasi merupakan faktor penting dalam perencanaan pembelajaran, sebab dengan evaluasi akan dapat dilihat keberhasilan pengelolaan pembelajaran dan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.

B.            Kriteria Penyusunan Langkah Pembelajaran
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun langkah-langkah pembelajaran :
a.    Menidentifikasi faktor pendukung dan penghambat
b.    Ketersediaan sumber belajar.
c.    Merumuskan Tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
d.   Memilih dan menetapkan isi dan muatan (bahan ajar)
e.    Merencanakan dan memperkirakan kebutuhan waktu yang sesuai.

Ada 4 Unsur Terpenting Dalam Proses Perencanaan Pengajaran. Ke Empatnya Dapat Diwujudkan dengan jawaban terhadap berbagai pertanyaan ini:
a.    Untuk siapa program ini dirancang? (siswa, mahasisiwa, atau peserta).
b.    Kemempuan ap yang anda inginkan untuk dipelajari? (tujuan)
c.    Bagaimana isi pelajaran atau keterampilan dapat dipelajari dengan baik? (metode dan kegiatan   belajar mengajar).
d.  Bagaimana anda menentukan tingkat penguasaan pelajaran yang sudah dicapai ? (tata cara evaluasi).

Keempat unsure dasar ini – siswa, tujuan, metode, dan evaluasi-  merupakan kerangka acuan untuk perencanaan pengajaran bersistem. Keempat unsut ini saling keterkaitan dan dapat diaggap sebagai rencana perancangan pengajaran menyeluruh. Dalam kenyataannya, ada beberapa komponen tambahan yang perlu mendapat perhatian dan yang membentuk suatu model rancangan pengajaran menjadi lengkap bila dipadukan dengan keempat unusur dasar tersebut.


C.            Tahapan dan Ruang Lingkup Tahapan Pembelajaran

Ruang lingkup belajar dan pembelajaran

Kegiatan belajar juga berupa perkembangan mental yang didorong oleh tindak pendidikan atau guru. Dengan kata lain, belajar ada kaitannya dengan usaha atau rekayasa guru. Dari segi siswa, belajar yang dialaminya sesuai dengan pertumbuhan jasmani dan perkembangan mental, akan menghasilkan hasil belajar. Kemudian hal itu akan menghasilkan program belajar sendiri sebagai perwujudan siswa menuju kemandirian. Dari segi guru, kegiatan belajar siswa merupakan akibat dari tindakan mendidik yang memberikan materi ajar sesuai dengan kriteria persiapan guru. Proses belajar siswa tersebut menghasilkan perilaku baik yang dikehendaki oleh aturan persekolahan sehingga menghasilkan anak didik yang berjiwa besar dalam dunia pendidikan sekaligus menjadi orang yang benar-benar berbudi baik di mata masyarakat
Dalam pengelolaan program pembelajaran ada beberapa langkah atau tahapan yang harus dijalani oleh seorang guru. Tahapan tersebut sama dengan tahapan pengelolaan pembelajaran mata pelajaran antara lain, yaitu: "Tahap persiapan atau perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian atau evaluasi".
1.        Tahap Persiapan atau Perencanaan
Persiapan atau perencanaan adalah tahap awal yang harus dilalui oleh guru dalam pembelajaran. Pada tahap ini guru mempersiapkan segala sesuatu agar pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila penyampaian bahan pembelajaran sesuai dengan waktu yang tersedia. Sedangkan yang dimaksud dengan pembelajaran yang efisien adalah semua bahan pelajaran dapat dipahami siswa.

2.        Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, aktivitas belajar mengajar berpedoman pada persiapan pengajaran yang dibuat. Pemberian bahan pelajaran disesuaikan dengan urutan yang telah diprogram secara sistematis dalam tahap persiapan.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran meliputi yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal merupakan kegiatan awal tatap muka antara guru dan siswa. Dalam kegiatan ini guru memberi petunjuk, pengarahan dan appersepsi, atau dapat juga dengan menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan memberikan beberapa pertanyaan (pretest). Dalam kegiatan inti, guru menjelaskan materi dengan menggunakan pendekatan, metode dan teknik yang seudah ditentukan. Sedangkan dalam kegiatan akhir dapat berupa umpan balik dan penilaian.
Dalam pelaksanaan program pembelajaran, guru lebih dahulu harus mengadakan pretest untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran, kemudian pada akhir pelajaran, guru mengadakan postest sebagai akhir dari seluruh proses interaksi belajar mengajar.
Dalam penyampaian bahan pelajaran, guru menggunakan metode dan fasilitas yang sesuai dengan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Penggunaan fasilitas untuk mengurangi verbalisme dan membantu siswa memahami pelajaran yang diberikan agar siswa mendapat penjelasan yang tepat dan benar, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kesalahan penggunaan metode dan fasilitas menyebabkan tujuan pembelajaran sukar dicapai.
3.        Tahap Penilaian (Evaluasi)
Pada bagian ini proses belajar mengajar dievaluasi untuk mengetahui sejauhmana penguasaan bahan pelajaran oleh siswa dan untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai bahan yang diajarkan perlu diadakan postest sebagai akhir dari proses mengajar. Bentuk  dan jenis test yang digunakan bisa bermacam-macam, namun tetap berpedoman pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Bentuk-bentuk evaluasi terhadap siswa dapat berupa:
a.       Evaluasi bahwa siswa telah menyelesaikan seperangkat program yang diberikan.
b.      Ujian tertulis
c.       Ujian lisan
d.      Ujian memilih alternative dari berbagai kemungkinan.
e.       Ujian memilih alternative dari dua kemungkinan benar atau salah.
f.       Ujian penampilan

Guru dalam penilaian harus memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut:
a.     Dalam minilai hasil belajar hendaknya dirancang sedimikian rupa, sehingga jelas yang dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan interpretasi hasil penilaian.
b.    Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses belajar-mengajar, artinya penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap proses belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.
c.    Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya. penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian yang sifatnya komprehensif. dengan sifat komprehensif dimaksudkan segi abilitas yang dinilainya tidak hanya aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotor.
d.      penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjut.
penilaian adalah alat untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran. dengan kata lain penilaian pembelajaran adalah upaya member nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran meliputi tiga aspek yakni aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor.

D.           Strategi Penyusunan Tahapan Pembelajaran
 Strategi  pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/ kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan.
Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.  Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya.
Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap,  pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk  bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan.
Lebih lanjut, strategi pembelajaran harus diarahkan untuk memfasilitasi  pencapaian kompetensi yang telah dirancang agar setiap individu mampu menjadi  pebelajar mandiri sepanjang hayat. dan yang pada gilirannya mereka menjadi komponen penting untuk mewujudkan masyarakat belajar. Kualitas lain yang dikembangkan dan harus terealisasikan dalam proses pembelajaran antara lain kreativitas, kemandirian, kerja sama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak serta meningkatkan  peradaban dan martabat bangsa.

Susunan Langkah-langkah standar dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.      Langkah – langkah Pembelajaran Pendahuluan / Awal
a.    Orientasi : memusat perhatian siswa terhadap materi yang akan dibelajarkan. Dapat dilakukan dengan menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar dan sebagainya.
b.    Apersepsi : memberikan persepsi awal kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. Tahap ini juga dapat digunakan untuk mengetahui pengetahuan prasyarat yang harus dimiliki siswa, dapat digali dengan melakukan pretest.
c.    Motivasi : Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari mata pelajaran yang akan di sampaikan.
d.   Pemberian Acuan : biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.
e.    Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelak-sana¬an pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).
2.      Langkah – langkah pembelajaran Inti
Kegiatan inti merupakan proses pemberian pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang hendak dicapai. Kegitan inti ini harus dirinci sedemikian rupa agar siswa benar-benar memahami kompetensi dasar yang hendak dicapai. Perincian tersebut termuat dalam pembagian kegiatan inti ini menjadi tiga tahap yaitu ekplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Langkah pembelajaran Inti ini berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui siswa untuk dapat menkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar siswa dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator.
Untuk memudahkan, sebaiknya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS).
3.      Langkah – langkah Pembelajaran Akhir ( penutup )
Penutup merupakan kegiatan akhir pembelajaran. menutup pelajaran tidak hanya sekadar mengkhiri pelajaran dengan salam, tetapi di sini adalah penekanan/penguatan terhadap apa yang telah diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran. guru memberikan simpulan terhadap apa yang telah dipelajari. Dalam kegiatan penutup juga dilakukan penilaian dan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.


DAFTAR PUSTAKA

Abduh Madjid. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung. Remaja Rosda Karya.
JE. Kemp. 1985. Proses Perancangan Pengajaran. ITB Bandung.
Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suharsismi Arikanto. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Pemiliahan Pendekatan, Metode, Teknik Pembelajaran



PEMILIHAN PENDEKATAN, METODE, TEKNIK PEMBELAJARAN


Teman-teman kali ini kita akan membahas tentang Pemilihan Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran. Semoga postingan ini bermanfaat dan mari kita bahas satu persatu, yuk bum-bum.

A.           PENDEKATAN
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Suherman (2003) m engemukakan empat jenis pendekatan yakni:
a.       Pendekatan Konstruktivisme.
Dalam pendekatan ini, para siswa diberdayakan oleh pengetahuannya yang berada dalam diri mereka. Mereka akan berbagi strategi dan penyelesaian, debat dengan siswa lainnya, berpikir secara kritis tentang cara terbaik untuk menyelesaikan masalah;
b.      Pendekatan Pemecahan Masalah.
Ketika proses pembelajaran di kelas berlangsung, guru terlebih dahulu mnghadapkan siswa pada sebuah masalah, dan menugaskan siswa untuk mencari solusi yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah tersebut, hingga akhirnya siswa memperoleh pengetahuan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut;
c.       Pendekatan Open-Ended.
Pada pendekatan ini sebenarnya hampir mirip dengan pendekatan pemecahan masalah, hanya saja dalam pendekatan ini siswa dihadapkan pada suatu permasalahan yang sifatnya terbuka, dalam artian memungkinkan adanya banyak alternatif jawaban. Sehingga dari jawaban-jawaban tersebut, siswa diarahkan untuk memahami konsep atau pengetahuan yang harus dimiliki; dan
d.      Pendekatan Realistik.
Dalam hal ini siswa diberikan permasalahan yang bersifat realistik, yang berarti permasalahan-permasalahan yang bisa dipecahkan oleh siswa berdasarkan daya nalarnya sendiri.

B.            METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran
1.      Metode Ceramah
Ada beberapa alasan yang mengapa metode ceramah  sering digunakan, alasan ini merupakan sekaligus menjadi keunggulannya. Keunggulan-keunggulannya adalah:
1.      Guru mudah menguasai kelas.
2.      Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.
3.      Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
4.      Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
5.      Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik. (Syaiful Bahri Djamarah & Azwan Zain, Strategi Pembelajaran, h. 97.)
Di samping keunggulan-keunggulan tersebut, metode ceramah juga memiliki kelemahan-kelemahan. Kelemahan-kelemahannya adalah:
1.      Mudah terjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
2.      Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) yang besar menerimanya.
3.      Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
4.      Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini sukar sekali. (Ibid, h. 97.)
2.      Metode Diskusi
Ada beberapa keunggulan dari metode diskusi, yaitu:
a.       Siswa memperoleh kesempatan untuk berpikir.
b.      Siswa mendapat pelatihan mengeluarkan pendapat, sikap dan aspirasinya secara bebas.
c.        Siswa belajar bersikap toleran terhadap teman-temannya.
d.       Diskusi dapat menumbuhkan partisipatif aktif dikalangan siswa.
e.    Diskusi dapat mengembangkan sikap demokratif, dapat menghargai pendapat orang lain.
f.        Dengan diskusi, pelajaran menjadi relevan dengan kebutuhan masyarakat
Di samping itu juga, ada beberapa kelemahan-kelemahan penggunaan metode diskusi, di antaranya:
a.       Diskusi terlalu menyerap waktu.
b.       Pada umumnya siswa tidak terlatih untuk melakukan diskusi dan menggunakan waktu diskusi dengan baik, maka kecenderungannya mereka tidak sanggup berdiskusi.
c.        Kadang-kadang guru tidak sanggup memahami cara-cara melaksanakan diskusi, maka kecenderungannya diskusi tanya jawab.  (Ibid, h. 209.)
3.       Metode Tanya Jawab
Keunggulan-keunggulan  dari metode tanya jawab adalah:
a.       Pertanyaan menarik dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.
b.    Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan cara berpikir, termasuk daya ingatan.
c. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. (Ibid, h. 95.)
Adapun kelemahan-kelemahan dari metode tanya jawab ini adalah:
a.     Siswa merasa takut, apalagi bila kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.
b.  Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.
c.   Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
d.       Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa. (Ibid, h. 95.)
4.      Metode Demonstrasi
Keunggulan-keunggulan metode demontrasi adalah:
a.   Perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati.
b.       Dapat membimbing murid ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
c.    Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek.
d.   Dapat mengurangi kesalaham-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaran yang jelas ari hasil pengamatannya.
e.  Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.
f.        Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu proses demonstrasi. ( Syaiful Sagala, Konsep dan Makan, h. 211. )
Kelemahan-kelemahan metode demontrasi adalah:
a.  Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
b.    Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
c. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain. 
5.      Metode  Pemberian Tugas dan Resitasi
Keunggulan-keunggulan metode tugas dan resitasi adalah:
a.       Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang konstruktif.
b.     Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas sebab dalam strategi ini siswa harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan.
c.        Memberikan kebiasaan siswa untuk giat belajar.
d.     Memberikan tugas siswa untuk sifat yang praktis. ( Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), h. 98.)
Kelemahan-kelemahan metode tugas dan resitasi adalah:
a.    Tidak jarang pekerjaan yang ditugaskan itu diselesaikan dengan meniru pekerjaan orang lain.
b.  Karena perbedaan individu, maka tugas apabila diberikan secara umum mungkin beberapa orang diantaranya merasa sukar sedangkan sebagian lainnya merasa mudah menyelesaikan tugas tersebut.
c.      Apabila tugas diberikan, lebih-lebih bila itu sukar dikerjakan, maka ketenangan mental para siswa menjadi terpengaruh. 
6.      Metode Eksperimen
Keunggulan-keunggulan metode eksperimen adalah:
a.  Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran dan kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku saja.
b.     Dapat mengembangkan sikap untuk studi eksploratis tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seorang ilmuan.
c.   Metode ini didukung oleh azas-azas didaktik modern. (Syaiful Sagala, Konsep dan Makna,h. 220-221.)
Kelemahan-kelemahan metode eksperimen adalah:
a.       Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
b.       Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
c.        Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan dan ketabahan.
d.       Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan dan pengendalian. (Syaiful Bahri Djamarah & Azwan Zain, Strategi Belajar, h. 85.)
7.      Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam penggunaan metode problem solving mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan.
b.       Mencari data atau keterangan yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
c.        Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
d.       Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.
e.        Menarik kesimpulan. 
Keunggulan-keunggulan metode problem solving (metode pemecahan masalah) adalah:
a.       Pemecahan masalah (problem solving) merupakan tehnik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran.
b.       Pemecahan masalah (problem solving) dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan siswa kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c.        Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran siswa.
d.       Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
e.        Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. 
f.        Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
g.        Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
h.       Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
Kelemahan-kelemahan metode problem solving (metode pemecahan masalah) adalah:
a.       Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.
b.       Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran.
c.        Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa. (Syaiful Bahri Djamarah & Azwan Zain, Strategi Belajar, h. 93.)
8.      Metode Tutorial/Bimbingan
Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara perorangan atau kelompok kecil siswa..
9.      Metode Karyawisata
Metode karyawisata adalah suatu metode yang mengajak peserta didik ke suasana di luar kelas. Peserta didik di bawah bimbingan guru diajak menuju ke tempat-tempat yang kongkret, misalnya tempat rekreasi untuk belajar.
Karyawisata berbeda dengan rekreasi. Karyawisata menghasilkan sesuatu yang dicari, sedangkan rekreasi tidak menghasilkan sesuatu yang dilaporkan selain hanya pengalaman-pengalaman.
10.  Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama (role playing) adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan mendramasisasikan tingkah laku dalam hubungan social dengan suatu problem, agar peserta didik dapat memecahkan masalah sosial.
Suatu cara mengajar dengan cara pementasan semacam drama atau sandiwara yang diperankan oleh sejumlah siswa dan dengan menggunakan naskah yang telah disiapkan terlebih dahulu.
Metode sosiodrama bertujuan untuk mempertunjukkan suatu perbuatan dari suatu pesan yang ingin disampaikan dari peristiwa yang pernah dilihat.
Metode ini juga menjadikan peserta didik menjadi senang, sedih, dan tertawa jika pemerannya dapat menjiwai dengan baik.
11.  Metode Individual
Metode individual adalah suatu metode yang digunakan untuk menciptakan situasi belajar yang berkembang sesuai dengan waktu dan kecepatan masing- masing individu.
Metode ini biasanya digunakan untuk kepentingan pribadi (privat) atau apabila ditemui ada kelainan pada diri peserta didik. Kebaikan metode individual adalah peserta didik dapat berkembang sesuai dengan kemampuannya dan tidak merasa rendah dibanding temannya.
Kelemahan metode individual adalah peserta didik menjadi kurang berkembang karena mereka belajar tanpa ada motivasi lain dari teman sebayanya.

C.           TEKNIK PEMBELAJARAN
Teknik adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat berganti- ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai teknik pembelajaran.
  •          Berpikir-Berpasangan-Berbagi
Siswa diberi pertanyaan untuk dipikir sendiri kerang lebih 5 menit, kemudian diminta untuk mendiskusi kan dengan teman sebelahnya. Setelah itu guru menunjuk salah satu siswa untuk menyampaikan  pendapat
Kelebihan:
·         Seluruh siswa  dituntut untuk berpikir
·         Siswa dapat meningkatkan keberanian.
Kelemahan: Tidak semua siswa dapat menyampaikan pendapatnya.

  •         Kolaborasi belajar kelompok
Kelompok di bentuk ketua dan penulis. Setelah itu diberi tugas untuk dibahas   tugas ini berupa pkerjaan rumah hasilnya dibuat berupa makalah atau catatan singkat.
Kelebihan:   Siswa dapat bertukar pikiran antar sesame.
Kelemahan:
·         Tidak semua siswa aktif dalam diskusi
·         Siswa tidak serius dalam diskusi.
  •           Siswa yang dipimpin sesi tinjawan
Pengajar hanya bertindak sebagai narasumber dan fasilistor kelompok kelompok kecil siswa diminta untuk mendiskusikan hal hal yang kurang dipahami dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan.
Kelebihan: Siswa dapat meningkatkan pemahaman pada suatu materi
Kelemahan: Hanya sebagian siswa yang aktif.
  •        Debat
Diskusi dalam bentuk debat dilakukan dengan memberikan isu yang dikontrofersialkan sehingga terjadi pendapat pendapat yang berbeda dari siswa.
Kelebihan:
·         Siswa berani mengumgkapkan pendapat
·         Siswa dapat mempertahankan argumennya.
 Kelemahan: Siswa yang sebagai audien bersikap pasif.
  •        Pertanyaan ujian
Untuk mengetahui penguasaan materi siswa tidak hanya memberikan test, namun bias juga meminta siswa untuk membuat soal ujian dan kemudian di jawab oleh siswa lain. Artinya siswa sling bertukaran soal.
Kelebihan; Siswa dituntut untuk menguasai materi.
Kelemahan:
·         Pertanyaan yang di ajukan relative mudah
·         Tidak bisa berpikir kritis
  •            Kelas penelitian
Diberikan untuk sebuah tugas perancangan atau proyek kelas yang cukup besar, tugas ini di berikankan pada awal semester dan di kerjakan dalam waktu yang cukup panjang kemudian di persentasikan.
Kelebihan:
·         Bisa mendapatkan materi di luar kelas
·         Bisa refreshing.
kelemahan: Tingkat bahaya yang cukup tinggi.
  •          Menganalisis study kasus
Pengajar memberikan sebuah studi kasus kepada seluruh siswa dan siswa menganalisis kesalahan pada kasus tersebut dan memberikan solusi.
Kelebihan:
·         Siswa berpikir kritis
·         Dapat menerapkan dalam kehidupan sehari hari
Kelemahan: Teknik ini tidak dapat digunakan secara kontinue.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2012. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.


Nah itulah sedikit pembahasan tentang Pemilihan Pendekatan, Metode dan Teknik Pembelajaran.
Semoga bermanfat, terima kasih.

Rangkuman Materi Budaya Alam Minangkabau Kelas IV Sem II

RANGKUMAN MATERI BUDAYA ALAM MINANGKABAU  KELAS IV SEM II Nah teman-kali kali ini kita akan membahasas rangkuman materi BAM kelas IV...