Puisi
Aku
Karya: Chairul Anwar
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorangpun kan merayu
Ku mau tak seorangpun kan merayu
Tidak Juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatan jalang
Dari Kumpulan yang terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan aku lebih tidak peduli
Aku mau hidup serib tahun lagi
Maret 1943
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatan jalang
Dari Kumpulan yang terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan aku lebih tidak peduli
Aku mau hidup serib tahun lagi
Maret 1943
Prosa puisi aku
Jika telah sampai waktu yang kumiliki di dunia ini. Maka takkan ada seorang pun yang akanmembujukku ataupun merayuku. Tidak juga dia atau siapapun yang ada di dunia ini baik keluarga, kerabat, ataupun seorang kekasih.
Janganlah bersedih apalagi menangis. Karna aku sendiri bukan susuatu yang berharga. Aku bukannlah orang yang pantas untuk ditangisi karena akau berasal dari kumpulan orang-orang yang terbuang. Namun akau akan tetap teguh pada pendirianku walaupun banyak penghalang yang berada di depanku. Apapun yang ada di depanku, aku tidak peduli sama sekali. Tetapi jika masih ada kesempatan untukku, maka aku berharap untuk hidup lebih lama lagi bahkan seribu tahun lagi, agar aku dapat melakukan segala harapan dan keinginanku yang belum tercapai dan belum mampu kuwujudkan.