MENYIMAK
A. PENGERTIAN
MENYIMAK
Menyimak bermakna
dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Russell & Russell,
1959; Anderson, 1972 : 69). Menyimak dan membaca berhubungan erat karena
keduanya merupakan sarana untuk menerima informasi dalam kegitan komunikasi,
perbedaannya terletak dalam hal jenis komunikasi: menyimak berhubungan dengan
komunikasi lisan sedangkan membaca berhubungan dengan komunikasi tulis. Dalam
hal tujuan, keduanya mengandung persamaan, yaitu memperoleh informasi,
menangkap isi atau pesan, memahami makna komunikasi (Tarigan, 1972 :9-10).
Menyimak sangat dekat maknanya dengan
mendengarkan. Mendengarkan memiliki arti mendengar dengan sungguh-sungguh
karena ada yang menarik perhatian, ada unsur kesenangan. Menyimak memiliki
makna mendengarkan, memperhatikan dengan baik-baik, karena ada yang ingin
dipahaminya.
Mendengar, mendengarkan
dan menyimak memiliki makna yang berbeda. Mendengar yang terlibat hanya fisik
dan tidak ada unsur kesengajaan. Mendengarkan yang terlibat hanya fisik dan
mental, ada unsur kesengajaan. Dalam menyimak unsur mental terlibat cukup
tinggi dari pada mendengarkan. Kegiatan menyimak merupakan kegiatan berbahasa
yang aktif secara kejiwaan mental penyimak harus aktif menyusun arus bunyi yang
berpotensi fonologis, semantic dan sistaksis suatu bahasa. Pada dasarnya
menyimak merupakan suatu proses psikologis mulai dari proses pengenalan bunyi-bunyi
yang didengarnya dengan penuh perhatian melalui alat pendengar. Diteruskan
dengan proses penyimpulan dan menghubung-hubungkan hasil penafsiran, untuk
memperoleh pemahaman lewat bahasa lisan.
Dari uraian diatas
dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut:
Menyimak
adalah proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi dari si
pembicara.
B. TUJUAN
MENYIMAK
a. Menyimak untuk belajar,
menyimak dengan tujuan utama agar dapat memperoleh pengetahuan dari bahan
ujaran sang pembicara.
b. Menyimak untuk menikmati,
meyimak dengan penekanan terhadap sasuatu materi yang diujarkan.
c. Menyimak untuk mengevaluasi,
menyimak dengan maksud agar dapat menilai apa-apa yang di simak (baik-buruk,
indah-jelek, tepat-ngaur, logis-tak logis, dan lain-lain).
d. Menyimak untuk mengapresiasi,
menyimak agar dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimak (misalnya;
pembaca cerita, pembaca puisi, music dan lagu, dialog, diskusi panel,
perdebatan).
e. Menyimak untuk mengkomunikasikan
ide-ide, menyimak dengan maksud mengkomunikasikan ide-ide,
gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar
dan tepat.
f. Menyimak untuk membedakan
bunyi-bunyi, menyimak dengan maksud dan tujuan agar
dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat, mana bunyi yang membedakan arti dan
mana bunyi yang tidak membedakan arti, biasanya ini terlihat nyata pada
seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran
pembicara asli.
g. Menyimak untuk memecahkan masalah,
menyimak agar dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari
sang pembicara mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
h. Menyimak untuk menyakinkan,
menyimak untuk menyakinkan diri terhadap suatu masalah atau pendapat yang
selama ini diragukan, dengan perkataan lain dia menyimak secara persuasive.
Dari
uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa pada dasar menyimak dapat dipandang
dari berbagai segi, misalnya sebagai sarana, sebagai suatu keterampilan
berkomunikasi, sebagai seni, sebagai proses, sebagai suatu respons, dan sebagai
pengalaman kratif. Dengan kata lain hakikat
menyimak itu mencangkup keenam aspek tersebut.
C. RAGAM
MENYIMAK
a.
Berdasar
sumbar suara yang disimak.
Berdasarkan
sumber suara yang disimak, terdapat dua ragam menyimak. Menyimak intra pribadi
(suara yang disimak berasal dari diri sendiri, artinya kita mendengar pikiran
kita berbicara biasanya hal ini dilakukan pada waktu kita sedang sendiri), dan menyimak antar pribadi (suara berasal
dari orang lain, biasanya yang dilakukan seperti bercakap-cakap, menyimak
cerita, rapat, diskusi, ceramah, dan sebagainya).
b.
Berdasarkan
taraf aktivitas menyimak.
Taraf
aktivitas penyimak dapat dibedakan atas kegiatan menyimak bertaraf rendah dan
bertaraf tinggi. Dalam aktivitas bertaraf rendah penyimak baru sampai pada
taraf mrmberikan perhatian, dorongan, dan menunjang pembicaraan. Biasanya aktivitas
bersifat non verbal yang diperlihatkan dengan mengangguk-angguk, penuh
perhatian, atau sejenisnya yang sifatnya mendukung pembicaraan. Menyimak
bertaraf tinggi biasanya diperlihatkan penyimak dengan mengutarakan kembali isi
simakannya dan memahami isi simakan tersebut. Penyimak sudah lebih tinggi
memperlihatkan keterlibatan mentalnya.
c.
Berdasarkan
taraf hasil simakan.
- Menyimak
terpusat, pada suatu perintah, dalam hal ini menyimak harus benar-benar
memusatkan pikiran agar tidak salah melaksanakan hasil simakan.
- Menyimak
untuk membandingkan, menyimak pesan kemudian membandingkan isi pesan dengan
pengalaman dan pengetahuan penyimak yang relevan.
- Menyimak
organisasi meteri, mengetahui organisasi pikiran yang disampaikan pembicara,
baik ide pokoknya maupun ide penunjangnya.
- Menyimak
kritis, menganalisis materi yang disimak, untuk kejelasan penyimak meminta data
lebih lengkap tantang hal yang dekemukan pembicara.
- Menyimak
kreatif dan apresiatif, penyimak memberikan reaksi lebih lanjut dengan memberi
respon baik fisik maupun mental dan memperoleh inspirasi yang dapat melahirkan
pendapat baru sebagai hasil kreasinya.
d.
Berdasarkan
cara penyimak
- Menyimak
intensif, menyimak dengna penuh perhatian, ketekunan dan ketelitian sehingga
penyimak memahami secara mendalam dan menguasai bahan simakan.
- Menyimak
ekstensif, berlawanan dengan intensif, menyimak ini dilakukan dengan teliti,
mendalam, luas dan hanya memahami materi secara garis besar saja.
e.
Berdasarkan
tujuan menyimak.
- Meyimak
sederhana, percakapan dengan teman atau percakapan melalui telepon.
- Menyimak
deskriminatif, menyimak untuk membedakan suara, perubahan suara, seperti
membedakan suara orang marah, gembira, suara burung, mobil dan sebagainya.
- Menyimak
santai, menyimak untuk kesengan, misalnya pembicaraan puisi, cerita pendek dan
lain sebagainya.
- Menyimak
informative, untuk mencari informasi, menyimak pengumuman, jawaban pertanyaan
dan lain-lain.
- Menyimak
literature, untuk mengorganisasikan gagasan, seperti penyusunan meteri dari
berbagai sumber.
- Menyimak
kritis, menganalisis tujuan pembicara misalnya dalam diskusi, percakapan,
emosi, kebingungan dan sebagainya.
f.
Berdasarkan
tujuan khusus.
- Menyimak
untuk belajar.
- Menyimak
untuk menhibur.
- Menyimak
untuk menilai.
- Menyimak
apresiatif, menyimak memahami, menghayati, mengepresikan materi simakan.
- Menyimak
untuk mengkomunikasikan ide dan perasaan penyimak, memahami perasaan pembicara
sehinggan terjadi sambung rasa antara pembicara dan pendengar.
- Menyimak
deskriminatif, menyimak untuk membedakan suara bunyi.
- Menyimak
pemecahan masalah, penyimak mengikuti uraian pemecahan masalah secara kreatif
dan analitis yang disampaikan oleh pembicara.
D. PROSES
MENYIMAK
Menyimak adalah suatu
kegiatan yang merupakan suatu proses. Proses menyimak mempunyai tahap-tahap,
antara lain:
a.
Tahap mendengar, dalam tahap ini kita
baru mendengar sesuatu yang dikemukan oleh pembicara dalam pembicaraannya. Jadi
kita berada dalam tahap hearing.
b.
Tahap memahami, setelah kita mendengar
maka ada keinginan bagi kita untuk memahami dengan baik isi pembicaraan yang
disampaikan oleh pembicara, maka sampailah kita dalam tahap understanding.
c.
Tahap menginterpretasi, penyimak yang
baik, cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi
ujaran, dia ingin menafsirkan isi, butir-butir pendapat yang terdapat dalam
ujaran. penyimak telah tiba pada tahap
interpreting.
d.
Tahap mengevaluasi, setelah memahami
serta dapat menafsirkan isi pembicaraan, penyimak pun mulailah mengevaluasi
pendapat serta gagasan pembicara, dimanaa keunggulan dan kelemahan, dimana
kebaikan dan kekurangan pembicara, maka dengan demikian sampai pada tahap
evaluating.
e.
Tahap menanggapi, merupakan tahap
terakhir dalam kegiatan menyimak, sang penyimak menyambut, mencamkan, menyerap serta
menerima gagasan yang dikemukan oleh pembicara dalam pembicaraannya, penyimak
pun sampai pada tahap menanggapi (responding).
E. KAIDAH
PENINGKATAN MENYIMAK.
Setiap
orang tentu ingin meningkatkan daya simaknya. Ada pakar yang mengemukakan beberapa
kaidah peningkatan kegiatan menyimak, antara lain:
a. Kembangkan
dan tingkatkanlah keinginan untuk menyimak. Tanpa keinginan dan minat yang besar
tidak mungkin kita dapat memberikan perhatian yang baik terhadap pembicara.
b. Bangunlah
kebiasaan-kebiasaan menyimak yang baik. Jadikanlah menyimak itu menjadi suatu kebutuhan,
suatu budaya dalam kehidupan kita.
c. Berikanlah
perhatian yang besar dan wajar pada sang pembicara dan pembicaraannya agar kita
dapat memetik hikmah dari dalamnya.
d. Jangan
dulu memberi penilaian terhadap pembicaraan dan materinya sebelum dia selesai
berbicara. Setelah memperoleh gambaran keseluruhan, barulah kita dapat memberi
penilaian yang tepat.
e. Simaklah
gagasan, konsep sang pembicara. Kita perlu mengetahui isi dan bobot
pembicaraannya, bernilai atau tidak.
f. Manfaatkan
dan gunakanlah kecepatan berpikir secara wajar, tepat dan juga menuju sasaran.
g. Manfaatkanlah
waktu luang dengan bijaksana, sehingga tidak ada yang terbuang sia-sia tanpa
guna, manfaatkanlah kedua talinga anugerah tuhan yang maha penyimak (disarikan
dari: hunt, 1981; 21-4).
F. CIRI-CIRI
PENYIMAK IDEAL
Menurut Djago Tarigan mengidentifikasi
ciri-ciri menyimak ideal sebagai berikut:
a. Berkonsentrasi,
artinya penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi yang disimak.
b. Penyimak
harus bermotivasi, artinya mempunyai tujuan tertentu sehingga untuk menyimak
kuat.
c. Penyimak
harus menyimak secara menyeluruh, artinya penyimak harus menyimak materi secara
utuh dan padu.
d. Penyimak
harus menghargai pembicara.
e. Penyimak
yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti.
f. Penyimak
harus sungguh-sungguh.
g. Penyimak
tidak mudah terganggu.
h. Penyimak
harus cepat menyesuaikan diri.
i.
Penyimak harus kenal arah pembicaraan.
j.
Penyimak harus kontak dengan pembicara.
k. Kontak
dengan pembicara.
l.
Merangkum.
m. Menilai.
n. Merespon
DAFTAR
PUSTAKA
Tarigan,
Henry Guntur. 1986. Menyimak Sebagai
Suatu Ketrtampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.
Sutari,
Ice.1997. Menyimak. Jakarta:
DEPDIKBUD Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III