Wednesday, November 19, 2014

Menyimak



MENYIMAK
A.       PENGERTIAN MENYIMAK
Menyimak bermakna dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Russell & Russell, 1959; Anderson, 1972 : 69). Menyimak dan membaca berhubungan erat karena keduanya merupakan sarana untuk menerima informasi dalam kegitan komunikasi, perbedaannya terletak dalam hal jenis komunikasi: menyimak berhubungan dengan komunikasi lisan sedangkan membaca berhubungan dengan komunikasi tulis. Dalam hal tujuan, keduanya mengandung persamaan, yaitu memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, memahami makna komunikasi (Tarigan, 1972 :9-10).
Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengarkan. Mendengarkan memiliki arti mendengar dengan sungguh-sungguh karena ada yang menarik perhatian, ada unsur kesenangan. Menyimak memiliki makna mendengarkan, memperhatikan dengan baik-baik, karena ada yang ingin dipahaminya.
Mendengar, mendengarkan dan menyimak memiliki makna yang berbeda. Mendengar yang terlibat hanya fisik dan tidak ada unsur kesengajaan. Mendengarkan yang terlibat hanya fisik dan mental, ada unsur kesengajaan. Dalam menyimak unsur mental terlibat cukup tinggi dari pada mendengarkan. Kegiatan menyimak merupakan kegiatan berbahasa yang aktif secara kejiwaan mental penyimak harus aktif menyusun arus bunyi yang berpotensi fonologis, semantic dan sistaksis suatu bahasa. Pada dasarnya menyimak merupakan suatu proses psikologis mulai dari proses pengenalan bunyi-bunyi yang didengarnya dengan penuh perhatian melalui alat pendengar. Diteruskan dengan proses penyimpulan dan menghubung-hubungkan hasil penafsiran, untuk memperoleh pemahaman lewat bahasa lisan.
Dari uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut:
Menyimak adalah proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi dari si pembicara.


B.     TUJUAN MENYIMAK
a.       Menyimak untuk belajar, menyimak dengan tujuan utama agar dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
b.      Menyimak untuk menikmati, meyimak dengan penekanan terhadap sasuatu materi yang diujarkan.
c.       Menyimak untuk mengevaluasi, menyimak dengan maksud agar dapat menilai apa-apa yang di simak (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngaur, logis-tak logis, dan lain-lain).
d.      Menyimak untuk mengapresiasi, menyimak agar dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimak (misalnya; pembaca cerita, pembaca puisi, music dan lagu, dialog, diskusi panel, perdebatan).
e.       Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide, menyimak dengan maksud mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
f.       Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, menyimak dengan maksud dan tujuan agar dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat, mana bunyi yang membedakan arti dan mana bunyi yang tidak membedakan arti, biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli.
g.      Menyimak untuk memecahkan masalah, menyimak agar dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
h.      Menyimak untuk menyakinkan, menyimak untuk menyakinkan diri terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan, dengan perkataan lain dia menyimak secara persuasive.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa pada dasar menyimak dapat dipandang dari berbagai segi, misalnya sebagai sarana, sebagai suatu keterampilan berkomunikasi, sebagai seni, sebagai proses, sebagai suatu respons, dan sebagai pengalaman kratif. Dengan kata lain hakikat menyimak itu mencangkup keenam aspek tersebut.

C.     RAGAM MENYIMAK
a.   Berdasar sumbar suara yang disimak.
Berdasarkan sumber suara yang disimak, terdapat dua ragam menyimak. Menyimak intra pribadi (suara yang disimak berasal dari diri sendiri, artinya kita mendengar pikiran kita berbicara biasanya hal ini dilakukan pada waktu kita sedang sendiri),   dan menyimak antar pribadi (suara berasal dari orang lain, biasanya yang dilakukan seperti bercakap-cakap, menyimak cerita, rapat, diskusi, ceramah, dan sebagainya).
b.   Berdasarkan taraf aktivitas menyimak.
Taraf aktivitas penyimak dapat dibedakan atas kegiatan menyimak bertaraf rendah dan bertaraf tinggi. Dalam aktivitas bertaraf rendah penyimak baru sampai pada taraf mrmberikan perhatian, dorongan, dan menunjang pembicaraan. Biasanya aktivitas bersifat non verbal yang diperlihatkan dengan mengangguk-angguk, penuh perhatian, atau sejenisnya yang sifatnya mendukung pembicaraan. Menyimak bertaraf tinggi biasanya diperlihatkan penyimak dengan mengutarakan kembali isi simakannya dan memahami isi simakan tersebut. Penyimak sudah lebih tinggi memperlihatkan keterlibatan mentalnya.
c.    Berdasarkan taraf hasil simakan.
-    Menyimak terpusat, pada suatu perintah, dalam hal ini menyimak harus benar-benar memusatkan pikiran agar tidak salah melaksanakan hasil simakan.
-    Menyimak untuk membandingkan, menyimak pesan kemudian membandingkan isi pesan dengan pengalaman dan pengetahuan penyimak yang relevan.
-    Menyimak organisasi meteri, mengetahui organisasi pikiran yang disampaikan pembicara, baik ide pokoknya maupun ide penunjangnya.
-    Menyimak kritis, menganalisis materi yang disimak, untuk kejelasan penyimak meminta data lebih lengkap tantang hal yang dekemukan pembicara.
-    Menyimak kreatif dan apresiatif, penyimak memberikan reaksi lebih lanjut dengan memberi respon baik fisik maupun mental dan memperoleh inspirasi yang dapat melahirkan pendapat baru sebagai hasil kreasinya.
d.   Berdasarkan cara penyimak
-    Menyimak intensif, menyimak dengna penuh perhatian, ketekunan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam dan menguasai bahan simakan.
-    Menyimak ekstensif, berlawanan dengan intensif, menyimak ini dilakukan dengan teliti, mendalam, luas dan hanya memahami materi secara garis besar saja.
e.    Berdasarkan tujuan menyimak.
-    Meyimak sederhana, percakapan dengan teman atau percakapan melalui telepon.
-    Menyimak deskriminatif, menyimak untuk membedakan suara, perubahan suara, seperti membedakan suara orang marah, gembira, suara burung, mobil dan sebagainya.
-    Menyimak santai, menyimak untuk kesengan, misalnya pembicaraan puisi, cerita pendek dan lain sebagainya.
-    Menyimak informative, untuk mencari informasi, menyimak pengumuman, jawaban pertanyaan dan lain-lain.
-    Menyimak literature, untuk mengorganisasikan gagasan, seperti penyusunan meteri dari berbagai sumber.
-    Menyimak kritis, menganalisis tujuan pembicara misalnya dalam diskusi, percakapan, emosi, kebingungan dan sebagainya.
f.     Berdasarkan tujuan khusus.
-    Menyimak untuk belajar.
-    Menyimak untuk menhibur.
-    Menyimak untuk menilai.
-    Menyimak apresiatif, menyimak memahami, menghayati, mengepresikan materi simakan.
-    Menyimak untuk mengkomunikasikan ide dan perasaan penyimak, memahami perasaan pembicara sehinggan terjadi sambung rasa antara pembicara dan pendengar.
-    Menyimak deskriminatif, menyimak untuk membedakan suara bunyi.
-    Menyimak pemecahan masalah, penyimak mengikuti uraian pemecahan masalah secara kreatif dan analitis yang disampaikan oleh pembicara.

D.       PROSES MENYIMAK
Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Proses menyimak mempunyai tahap-tahap, antara lain:
a.       Tahap mendengar, dalam tahap ini kita baru mendengar sesuatu yang dikemukan oleh pembicara dalam pembicaraannya. Jadi kita berada dalam tahap hearing.
b.      Tahap memahami, setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara, maka sampailah kita dalam tahap understanding.
c.       Tahap menginterpretasi, penyimak yang baik, cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran, dia ingin menafsirkan isi, butir-butir pendapat yang terdapat dalam ujaran.  penyimak telah tiba pada tahap interpreting.
d.      Tahap mengevaluasi, setelah memahami serta dapat menafsirkan isi pembicaraan, penyimak pun mulailah mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara, dimanaa keunggulan dan kelemahan, dimana kebaikan dan kekurangan pembicara, maka dengan demikian sampai pada tahap evaluating.
e.       Tahap menanggapi, merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak, sang penyimak menyambut, mencamkan, menyerap serta menerima gagasan yang dikemukan oleh pembicara dalam pembicaraannya, penyimak pun sampai pada tahap menanggapi (responding).

E.     KAIDAH PENINGKATAN MENYIMAK.
Setiap orang tentu ingin meningkatkan daya simaknya. Ada pakar yang mengemukakan beberapa kaidah peningkatan kegiatan menyimak, antara lain:
a.       Kembangkan dan tingkatkanlah keinginan untuk menyimak. Tanpa keinginan dan minat yang besar tidak mungkin kita dapat memberikan perhatian yang baik terhadap pembicara.
b.      Bangunlah kebiasaan-kebiasaan menyimak yang baik. Jadikanlah menyimak itu menjadi suatu kebutuhan, suatu budaya dalam kehidupan kita.
c.       Berikanlah perhatian yang besar dan wajar pada sang pembicara dan pembicaraannya agar kita dapat memetik hikmah dari dalamnya.
d.      Jangan dulu memberi penilaian terhadap pembicaraan dan materinya sebelum dia selesai berbicara. Setelah memperoleh gambaran keseluruhan, barulah kita dapat memberi penilaian yang tepat.
e.       Simaklah gagasan, konsep sang pembicara. Kita perlu mengetahui isi dan bobot pembicaraannya, bernilai atau tidak.
f.       Manfaatkan dan gunakanlah kecepatan berpikir secara wajar, tepat dan juga menuju sasaran.
g.      Manfaatkanlah waktu luang dengan bijaksana, sehingga tidak ada yang terbuang sia-sia tanpa guna, manfaatkanlah kedua talinga anugerah tuhan yang maha penyimak (disarikan dari: hunt, 1981; 21-4).

F.      CIRI-CIRI PENYIMAK IDEAL
Menurut Djago Tarigan mengidentifikasi ciri-ciri menyimak ideal sebagai berikut:
a.       Berkonsentrasi, artinya penyimak harus betul-betul memusatkan           perhatian kepada materi yang disimak.
b.      Penyimak harus bermotivasi, artinya mempunyai tujuan tertentu sehingga untuk menyimak kuat.
c.       Penyimak harus menyimak secara menyeluruh, artinya penyimak harus menyimak materi secara utuh dan padu.
d.      Penyimak harus menghargai pembicara.
e.       Penyimak yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti.
f.       Penyimak harus sungguh-sungguh.
g.      Penyimak tidak mudah terganggu.
h.      Penyimak harus cepat menyesuaikan diri.
i.        Penyimak harus kenal arah pembicaraan.
j.        Penyimak harus kontak dengan pembicara.
k.      Kontak dengan pembicara.
l.        Merangkum.
m.    Menilai.
n.      Merespon



DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Ketrtampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.
Sutari, Ice.1997. Menyimak. Jakarta: DEPDIKBUD Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III


Friday, May 23, 2014

prosa puisi AKU


Puisi


Aku

                                                                                               Karya: Chairul Anwar

Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorangpun kan merayu
Tidak Juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatan jalang
Dari Kumpulan yang terbuang 
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari 
Hingga hilang pedih perih
Dan aku lebih tidak peduli
Aku mau hidup serib tahun lagi

                                                                 Maret 1943






Prosa puisi aku
             Jika telah sampai waktu yang kumiliki di dunia ini. Maka takkan ada seorang pun yang akan
membujukku ataupun merayuku. Tidak juga dia atau siapapun yang ada di dunia ini baik keluarga, kerabat, ataupun seorang kekasih.
             Janganlah bersedih apalagi menangis. Karna aku sendiri bukan susuatu yang berharga. Aku bukannlah orang yang pantas untuk ditangisi karena akau berasal dari kumpulan orang-orang yang terbuang. Namun akau akan tetap teguh pada pendirianku walaupun banyak penghalang yang berada di depanku. Apapun yang ada di depanku, aku tidak peduli sama sekali. Tetapi jika masih ada kesempatan untukku, maka aku berharap untuk hidup lebih lama lagi bahkan seribu tahun lagi, agar aku dapat melakukan segala  harapan dan keinginanku yang belum tercapai dan belum mampu kuwujudkan.
       

Rangkuman Materi Budaya Alam Minangkabau Kelas IV Sem II

RANGKUMAN MATERI BUDAYA ALAM MINANGKABAU  KELAS IV SEM II Nah teman-kali kali ini kita akan membahasas rangkuman materi BAM kelas IV...